<


DPC HPI SLEMAN

DPC HPI SLEMAN

info@dpchpi-sleman.org | +62 274-450-981 / +62 817 - 0339 - 0535 | Gadingkulon RT4, RW 20. Donokerto. Turi. Sleman. 55551



Kotagede Heritage Cycling

Kamis 13 Februari 2020 anggota DPC HPI Sleman mencoba belajar lebih mendalam tentang warisan budaya diseputaran Kotagede. Memang sudah banyak yang mengenal Kotagede sebagai bekas situs kerajaan Mataram sebelum pindah menjadi Kraton Yogyakarta yang sekarang. Dan untuk menelusuri lebih detail tentang potensi Kotagede yang bisa disuguhkan menjadi atraksi pariwisata budaya, kita menelusurinya dengan bergowes ria. Mengingat ada beberapa bangunan bersejarah yang hanya bisa dijangkau dengan jalan kaki atau bersepeda. 

Blusukan kali ini diawali dengan masuk lewat main gate Panembahan Senopati. Dibelakang gerbang utama ini ternyata sebuah Masjid Agung Kotagede yang masih terjaga keaslian arsitektur gaya masjid jawa. Terutama atapnya yang berbentuk punden berundak. Bukan kubah setengah bulat. Dilanjutkan belok kekiri masuk ke Tamansari atau tempat pemandian yang juga masih terjaga dengan baik. 

Gowes dilanjut ke rumah joglo UGM yang barusaja direnovasi setelah rusak akibat gempa th 2006. Kira-kira 50 meter dari Joglo UGM berdiri bangunan yang gagah megah berwarna putih. Di depan pintu tertulis Rumah Persik. Gedung inilah cikal bakan berdirinya Muhamadiyah sebagai organisasi Islam tertua di Indonesia. Namun kepemilikannya sekarang jatuh ke Rudi Persik (owner DHL, perusahaan freight dan forwarding nomor wahid di Indonesia). Didalam gedung ini masih tersimpan meja bundar terbuat dari kayu jati utuh dengan ketebalan 25cm dan diameter 2,5 meter. Juga ratusan keris yang ditata di tembok mengelilingi ruangan keluarga. 

Next stop berikutnya di pengrajin kue Kipo dan Kembang Waru milik pak Bas. Kuliner ini merupakan penganan khas Kotagede dengan ciri khas manis disamping Yangko dan Wingko Babat. Sempat mengamati proses pembuatannya yang masih menggunakan peralatan tradisionil. Terutama masih dipakainya areng sebagai bahan bakarnya. 

Setelah melewati Sargede atau pasar legi blusukan berakhir di rumah pak Joko Nugroho. Doi adalah pemilik rumah joglo yang bener bener masih asli dengan pintu masuk yang rendah sehingga semua orang yang masuk harus merunduk sebagai simbol kita menghormati yang berada di dalamnya. Kita juga belajar banyak tentang filosofi rumah joglo dan limasan sebagai rumah dengan arsitektur asli Jawa. 

Salam sehat... Salam belajar... 

Copyright © DPC HPI SLEMAN 2015 All right reserved


Warning: Undefined variable $ub in /home/u1574972/public_html/functionstatistik.php on line 99