<


DPC HPI SLEMAN

DPC HPI SLEMAN

info@dpchpi-sleman.org | +62 274-450-981 / +62 817 - 0339 - 0535 | Gadingkulon RT4, RW 20. Donokerto. Turi. Sleman. 55551



Sejarah Bank Indonesia

Bank pertama di daerah Purwokerto

SEJARAH BANK DI INDONESIA. 

Bangunan diatas usianya pada tahun ini memang sudah 125 tahun, Bank itu lebih tua dari umur Republik Indonesia yang baru memperingati HUT ke-75 pada Agustus 2020 lalu. Jadi, bank tertua di Indonesia itu didirikan setengah abad mendahului kemerdekaan RI. 

Pendiri bank itu adalah Raden Bei Aria Wirjaatmadja, saat itu dia menjabat patih Banyumas yang juga menjadi wakil bupati. Jadi begini awal mula kisahnya. 

Pada suatu hari di tahun 1894, Raden Bei Aria Wirjaatmadja, menghadiri undangan perayaan khitanan anak seorang guru. Pestanya mewah dan meriah sekali. Bahkan sang empunya acara, menanggap tayuban, kesenian khas Banyumas yang mahal bayarannya. 

Padahal sebagai wakil bupati, Raden Wirjaatmadja tentulah tahu besaran gaji seorang guru. "Pesta sunatan ini terlalu mewah untuknya," begitu benak Raden Wirjaatmatja membisik. Dia pun mendekati sang guru dan lamat-lamat bertanya soal sumber uang untuk membiayai pesta itu. 

Dari situlah Raden Wirjaatmadja tahu, bahwa guru tersebut meminjam uang dengan bunga tinggi. Dari rentenir, kalau istilah sekarang. dari seorang warga Tionghoa dengan bunga tinggi. Begitulah cuplikan kisah yang dikutip dari buku 'One Hundred Years Bank Rakyat Indonesia, 1895-1995'. 

Sebagai pejabat pemerintah, saat itu Raden Wirjaatmadja sangat dipercaya oleh atasannya, Asisten Residen E. Sieburgh. Sieburgh menilai Raden Wirjaatmadja sebagai orang baik dan ahli mengelola keuangan yang belajar secara otodidak. Itulah yang membuat Sieburgh percaya atas pengelolaan dana kas masjid kota Purwokerto sebesar 4.000 gulden, oleh Raden Wirjaatmadja. 

Dana itulah yang dipinjamkan kepada pegawai rendahan di pemerintahan, untuk menghindarkan mereka dari rentenir. Para petani, juga masuk prioritas yang bisa meminjam uang kas masjid. RA Wiraatmaja adalah pegawai yang baik dan ahli alam keuangan. Setidaknya di mata atasannya, Sejak April 1894, Wirjaatmadja sudah dipercayai mengelola kas masjid kota Purwokerto sebesar 4.000 gulden. Uang itu juga kemudian dipakai untuk memberi pinjaman kepada pegawai rendahan yang membutuhkan. Golongan berikutnya yang ditolong adalah petani. Seperti Iqbal Kromodimedjo jg petani. 

Kalau saat ini, mungkin pengelolaan dana kas masjid kota Purwokerto itu dilakukan ala koperasi simpan pinjam. Tapi saat itu, lembaga yang didirikan sudah menggunakan nama 'bank'. Lengkapnya dalam bahasa Belanda, De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden. Artinya, Bank Simpan Pinjam Pemuka Bumiputra Purwokerto. 

Tanggal 16 Desember 1895, ditetapkan menjadi hari pendirian bank tersebut. Selain oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja, pengelola awal bank ini adalah R. Atma Soepradja, R. Atma Soebrata, dan R. Djaja Soemitra. Sebagai sebuah usaha, bank ini terus berkembang, bahkan setelah asisten residen E Sieburgh digantikan oleh Wolff van Westerrode. 

Soeharto Pernah Bekerja di 'BRI'.

Dan menariknya, Soeharto yang kemudian menjadi Presiden ke-2 RI, sempat bekerja di bank ini pada sekitar 1939-1940. Hal ini seperti dikisahkan pada buku 'Anak Desa: Biografi Presiden Soeharto' tulisan OG Roeder. “Ia diterima sebagai pembantu klerk (juru tulis) di sebuah bank desa di Wuryantoro, Wonogiri,” tulis Roeder. 

Bank ini mengalami pasang-surut seiring perjalanan cikal-bakal Republik Indonesia. Mengalami pergantian kekuasaan wilayah dari pemerintah kolonial Hindia Belanda, masa penjajahan Jepang, hingga akhirnya menjadi saksi kemerdekaan dan berdirinya Republik Indonesia.  

Kurang dari setahun setelah Republik Indonesia berdiri, tepatnya pada 22 Februari 1946, barulah nama Bank Rakjat Indonesia (BRI) resmi disandang. Hal ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1 tahun 1946. 

Dan kini Bank BRI, selain tercatat sebagai bank tertua di Indonesia, juga merupakan bank dengan aset terbesar nasional. Mengutip laporan keuangan semester I 2020, Bank BRI tercatat memiliki aset Rp 1.387,76 triliun. Angka itu di atas aset Bank Mandiri yang sebesar Rp 1.359,44 triliun.  

Selama belasan tahun, Bank BRI juga menjadi bank dengan laba terbesar di Indonesia. Baru pada 2020 ini laba bersih Bank BRI tersalip Bank Mandiri, yakni berdasarkan laporan keuangan semester I 2020. Saat itu, Bank BRI mencatatkan laba Rp 10,2 triliun, sementara Bank Mandiri meraih laba sedikit lebih besar yakni Rp 10,55 triliun.  

Kinerja Bank BRI juga meraih penghargaan dari dunia internasional. Yang terbaru pada 25 Agustus 2020, majalah ekonomi terkemuka di Asia, The Asian Banker, menobatkan Bank BRI sebagai The Best Retail Banking in Indonesia.   

Sebelumnya pada Januari 2020, majalah ekonomi The Asset, juga mengganjar Bank BRI dengan Triple A Country Awards. Bank BRI meraih dua penghargaan sekaligus, yakni kategori “Best Issuer for Sustainable Finance” dan “Best Sustainability Bond''

Ikut bangga juga nie...Purwokerto. kota kecil dengan 1001 kisah kasih.

 

Artikel diambil dari berbagai sumber

Copyright © DPC HPI SLEMAN 2015 All right reserved


Warning: Undefined variable $ub in /home/u1574972/public_html/functionstatistik.php on line 99